Sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, industri pakaian (sandang) merupakan salah industri yang selalu berkembang dan tidak pernah mengenal kata sepi. Fungsi pakaian pun semakin semakin bergeser, pakaian tidak lagi hanya sebatas menjadi pelindung tubuh namun juga menjadi tren dan cerminan identitas si pemakai.

 

Hal ini tentu menjadi peluang usaha di industri kreatif terutama jasa cetak pakaian atau yang lebih kita kenal dengan istilah sablon. Sablon sendiri pada dasarnya ialah proses pemindahan gambar ke suatu media misalkan pakaian.

 

Berdasarkan proses pengerjaannya sablon dapat dibagi menjadi dua jenis yakni sablon manual dan sablon digital.

 

Adapun jenis-jenis sablon yang umum digunakan dalam industri pakaian antara lain sebagai berikut:

Sablon Manual

  1. Sablon Rubber

Sablon rubber adalah jenis sablon manual yang menggunakan tinta waterbased yang bersifat elastis dan memiliki tekstur seperti karet. Jenis sablon ini cocok digunakan di hampir semua jenis kain karena sifat tintanya yang mampu menutupi rajutan kain dan terasa timbul apabila dipegang.

  1. Sablon Pigment

Sablon menggunakan tinta pigmen umumnya hanya digunakan di kain berwarna terang. Sifat dari tinta pigmen ini adalah mudah menyerap ke dalam serat-serat kain dan tidak memiliki tekstur timbul pada kain.

  1. Sablon Foam

Jenis sablon ini menggunakan tinta yang memiliki ciri khas timbul seperti busa pada permukan kain. Jenis sablon ini memerlukan proses pemanasan agar dapat menghasilkan efek timbul.

  1. Sablon Plastisol

Sablon plastisol adalah jenis sablon yang menggunakan tinta berbahan dasar minyak (solventbased). Jenis tinta ini cocok digunakan untuk segala jenis sablon dan kain karena memiliki kualitas dan daya rekat yang sangat baik serta dapat dikreasikan dengan berbagai teknik sablon.

  1. Sablon Glitter

Sablon ini terbentuk dari partikel mikro yang menghasilkan efek metalik atau kerlap-kerlip yang dicampurkan dengan tinta rubber atau plastisol.

  1. Sablon Glow in the Dark

Untuk menghasilkan efek glow in the dark, tinta rubber atau plastisol ditambahkan dengan bubuk fosfor yang dapat menyerap cahaya matahari.

  1. Sablon Super White

Sablon ini menggunakan tinta waterbased yang memiliki sifat menyerap ke dalam serat kain dan memiliki daya tutup yang baik sehingga menghasilkan warna yang mencolok.

  1. Sablon Foil

Sablon foil merupakan jenis sablon yang menggunakan lembaran alumunium foil yang memiliki permukaan berwarna metalik dimana peng-aplikasi-annya menggunakan lem khusus.

  1. Sablon Flocking

Sablon flock atau beludru menggunakan lembaran suede yang memiliki permukaan berbulu dimana peng-aplikasiannya mirip dengan sablon foil yakni menggunakan lem khusus.

  1. Sablon Discharge

Sablon discharge atau cabut warna ialah teknik sablon dengan menggunakan bahan kimia yang dapat melunturkan warna dasar kain dan menggantinya dengan warna yang kita inginkan.

  1. Sablon High Density

Jenis sablon dengan menggunakan tinta plastisol dengan cara ditumpuk berulang-ulang sehingga menimbulkan kesan tebal kemudian dilapisi dengan tinta transparan untuk memberi kesan mengkilap.

  1. Sablon Separasi

Teknik sablon yang dilakukan dengan memisahkan dan mencampurkan warna dasar sehingga menghasilkan gambar utuh pada media cetak. Biasa dikenal juga dengan istilah sablon raster atau spot color.

  1. Sablon Aspal

Salah satu variasi trik dalam proses sablon dimana proses sablon menghasilkan tekstur seperti permukaan aspal.

 

Sablon Digital

  1. Sablon DTG

DTG atau Direct to Garment. Sesuai dengan namanya, proses sablon ini dilakukan dengan cara mencetak langsung gambar pada permukaan kain dengan menggunakan mesin cetak dan tinta khusus.

  1. Transfer Paper

Jenis sablon dengan cara memindahkan gambar lewat media kertas khusus yang disebut transfer paper. Untuk memindahkan gambar dari transfer paper ke kain dilakukan proses penge-pressan dengan mesin heat press pada suhu tinggi.

  1. Dye Sublimation

Jenis sablon digital yang prosesnya mirip dengan transfer paper dimana untuk memindahkan gambar ke media kain digunakan transfer paper dan mesin heat press. Jenis sablon ini hanya dapat digunakan pada kain berbahan dasar poliester yang berwarna cerah.

Contoh Sablon Dye Sublimation

  1. Duracotton

Jenis sablon dengan prinsip kerja sama seperti sablon sublimasi, namun dapat digunakan pada kain berbahan dasar katun. Namun sayang tingkat ketajaman warna dari jenis sablon ini tidak secerah seperti pada sablon sublimasi.

  1. Polyflex

Jenis sablon polyflex adalah jenis sablon dengan menggunakan bahan khusus seperti karet yang dapat menempel pada kain setelah melalui proses pemanasan. Awalnya jenis sablon ini banyak digunakan untuk pembuatan nameset pada kaos olahraga seperti jersey sepakbola.

Contoh Sablon Polyflex

 

Setelah mengenal jenis-jenis sablon biasanya yang kemudian menjadi pertanyaan adalah manakah diantara kedua jenis sablon itu yang lebih baik. Tentu masing-masing jenis sablon memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing dimana hasil sablon akan bergantung pada teknis pengerjaan. Bila proses pengerjaannya baik tentu hasilnya akan baik pula. Namun ada beberapa parameter yang dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum memutuskan jenis sablon apa yang akan digunakan; antara lain:

  1. Kuantiti

Karena proses sablon manual tidak bias lepas dari penggunaan screen sebagai dasar untuk memindahkan pola gambar ke media cetak biasanya sablon manual menerapkan jumlah minimum order untuk setiap desain yang akan diproduksi. Hal ini untuk mengurangi biaya produksi screen dan juga efisiensi dikarenakan proses pembuatan screen yang memakan waktu.

Berbeda dengan sablon manual, umumnya pada sablon digital tidak ada batasan order minimal dikarena dalam proses pengerjaannya sablon digital tidak membutuhkan screen untuk mencetak gambar ke media sablon.

  1. Proses produksi

Pada umumnya proses produksi pada sablon manual memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan sablon digital. Hal ini dikarenakan pada sablon manual ada proses pembuatan screen. Namun pada sablon manual hasilnya lebih variatif dimana penggunakan teknik-teknik tertentu selama proses produksi dapat memberikan hasil yang berbeda.

Sementara pada sablon digital proses produksi umumnya lebih cepat dan hasilnya sangat bergantung pada desain itu sendiri.

  1. Eksklusifitas Desain

Terkait dengan minimum order yang diterapkan pada sablon manual maka tidaklah mengherankan apabila suatu saat kita menemukan ada orang lain yang menggunakan pakaian dengan gambar yang sama dengan yang kita miliki. Eksklusifitas desain ini merupakan salah satu kekuatan sablon digital. Dikarenakan memungkinkan untuk mencetak hanya 1 buah per desain, hal ini memungkinkan desain yang kita pakai merupakan satu-satunya di dunia.

  1. Modal produksi

Modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis sablon, baik digital maupun manual tentu juga harus dipertimbangkan. Pada umumnya biaya yang diperlukan untuk membuat sablon manual jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan modal yang dibutuhkan untuk membuat sablon digital. Hal ini dikarenakan perlatan yang digunakan pada proses sablon manual umumnya lebih sederhana dan mudah didapat sehingga harganya relatif lebih terjangkau. Berbeda dengan sablon digital yang peralatannya biasanya merupakan buatan pabrik dan sudah terkomputerisasi sehingga biayanya pun jauh lebih mahal.

 

Demikianlah sekilas mengenai jenis-jenis sablon yang umumnya digunakan dalam industri pakaian. Mengenai jenis sablon apa yang paling cocok kembali lagi pada diri kita masing-masing karena kualitas dari hasil desain sangat bergantung pada proses pengerjaan dan pemahaman kita dalam setiap jenis sablon sehingga apabila timbul kendala dalam proses produksi kita tahu solusinya. Yang paling terpenting ialah kita dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan mengedukasi mereka mengenai kelebihan dan kelemahan dari masing-masing jenis sablon.